Judul : Penjaja Cerita Cinta
Penulis : @edi_akhiles
Penerbit : DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan
1 : Desember 2013
Tebal : 192 halaman
Penjaja
Cerita Cinta, sebuah buku karya Edi Mulyono, atau dalam dunia kepenulisan
sekarang lebih dikenal sebagai @edi_akhiles. Merupakan seorang Angkatan
Sastra 2000 yang telah berhasil menelurkan banyak karya. Ia harus menulis
sebanyak 700 cerpen dulu untuk dapat menerbitkan satu cerpen, benar-benar
perjuangan yang luar biasa. Kegigihan, dan ketekunan, terlebih kesetiaan adalah
bayaran mahal untuk sebuah mimpi tercantik yang ada didunia ini, itulah
beberapa nilai yang berhasil saya temukan dari pengalaman beliau dalam dunia
menulis.
Penjaja
Cerita Cinta merupakan sebuah buku yang terdiri dari kumpulan 16 cerita pendek.
Dari keenam belas cerpen tersebut, sebenarnya menceritakan satu hal yang sama,
yaitu cerita tentang cinta. Bukan hanya cerita cinta antara laki-laki dan
perempuan saja, tapi juga cerita cinta antara anak dengan orang tuanya, serta
antara manusia dengan penciptanya. Cerita ini ditulis dengan ragam teknik bercerita
yang sangat cocok dijadikan panduan menulis fiksi bagi pemula.
Seorang
penulis adalah Tuhan bagi tokoh-tokoh dalam tulisannya, namun pembaca adalah
sang Raja mutlak yang dapat menilai cita rasa tulisan seorang penulis. Apakah
tulisan yang dibaca sesuai dengan keinginannya atau tidak, pembaca bebas
memberikan apresiasinya. Disinilah titik baliknya, bagaimana seorang penulis
dapat mempengaruhi alur berpikir pembaca, sehingga alur berpikirnya dapat
menjadi sejalan dengan penulis tersebut.
Dalam
buku ini, penulis sudah berhasil melakukan hal tersebut, mempengaruhi alur
berpikir pembaca. Hal ini terbukti ketika saya membaca cerita-cerita disini,
bagaimana rasanya merindukan kekasih sampai rindu itu menjadi sebuah harapan
dalam kesunyian (dalam cerpen Penjaja Cerita Cinta), bagaimana rasanya
kehilangan seorang yang sangat dicintai saat kita sadar bahwa cinta kita tak
lebih besar dari pada cintanya yang telah diberikan kepada kita (dalam cerpen
Lengking Hati Seorang Ibu yang Ditinggal Mati Anaknya), dan masih banyak lagi.
Untuk lebih lengkapnya, mari kita ulas satu persatu cerita-cerita dalam buku
ini.
Pertama,
Penjaja Cerita Cinta. Novel pembuka yang membuat saya sedikit berpikir lama
ketika membacanya. Dalam cerita ini banyak saya temukan diksi baru yang terasa
asing bagi saya yang berpengetahuan “jeru tapak semut” dalam bidang
perdiksian. Teknik-teknik snapshot juga banyak saya temukan dalam cerpen ini,
yang membuat jalanya ceritanya terkesan lebih “greget”. Cerpen dengan seribu
rasa, yang menggambarkan bagaimana seorang wanita dapat begitu teguh menjaga
kesetiaan pada seorang lelaki. Namun, sampai saya menuliskan review ini saya
masih mempunyai pertanyaan tentang logika cerita cerpen ini. Dalam cerpen yang
berlatarkan daerah disekitar Merapi ini diselipkan adegan dewasa, walaupun
tidak terlalu vulgar dalam penggambarannya. Yang menjadi pertanyaan saya
adalah, apakah benar ada seorang wanita yang tiba-tiba melakukan hubungan badan
dengan seorang pria asing yang baru ditemuinya hanya karena sebuah cerita, sedangkan
ia adalah wanita Jawa yang seharusnya menjujung tinggi adat serta tata krama.
Cerita
kedua, Love Is Ketek. Cerpen ini disampaikan dalam gaya bercerita yang ringan
khas anak muda, yang berhasil mengocok perut saya setelah larut dalam kegalauan
Senja pada cerpen sebelumnya. Kalimat “oke, fine!” yang menjadi trending
topik dengan segala penyampaian yang ringan, seringan bulu ketek Parmincem, eh
salah, Parmini! Oh baiklah, Ve! (aku
merasa aura aneh saat menulis nama Parmincem #abaikan) menjadikan cerita ini
sebagai obat penawar dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, penghilang
galau yang benar-benar efektif. Tapi bagian akhir cerita yang dibuat disini
sedikit banyak menggangu saya pada kalimat-kalimat vulgar yang digunakan untuk menggambarkan
sopir mikrolet (hal. 52).
Selanjutnya,
Cinta yang Tak Berkata-kata. Saya suka bagain ini,
“Setiap
kata selalu memproduksi makna yang berbeda. Kadang bahkan kata mendustai makna
darinya sendiri. Semakin terulang sebuah kata, semakin terkikislah maknanya,
semakin terdustakanlah makna aslinya...” (hal. 63)
Disini
dapat dikatakan cinta yang tulus tidak perlu diucapkan dengan seribu kata-kata
romantis, hanya perlu menunjukkannya dengan perbuatan saja. Tapi, semua tetap
ada batasannya, tetap ada dosisnya karena pada dasarnya segala sesuatu yang
berlebihan dapat membawa efek yang tidak baik juga.
Dijual
Murah Surga Seisinya. Sebuah cerpen yang menyentil dengan cara yang unik, tapi
asyik. Bagaimana sesosok Pak tua yang tadinya hanya dianggap remeh karena resep
rahasia masuk surga yang ia berikan pada tokoh utama hingga membuat si
tokoh utama tersentak dalam sadarnya,
tentang sindiran halus yang Pak tua lancarkan tentang membelanjakan harta di
jalan Allah kepadanya. Terkadang kita perlu mencerna baik-baik apa saja info
yang kita dapatkan tanpa menelannya bulat-bulat tak peduli siapa yang
memberikan info tersebut.
Menggambar
Tubuh Mama. Menurut saya, cerita ini adalah yang paling tragis. Seorang anak
kecil yang melihat bagaimana kepala ibunya dipenggal dan menggelinding tepat
didepan matanya. Seorang anak kecil yang belum begitu paham dengan apa yang
terjadi dalam hidupnya, dan menjadi sebatang kara setelah kematian sang ibu.
Secangkir
Kopi untuk Tuhan. Pada cerita ini penulis benar-benar dapat membawa pembaca
pada sebuah rasa kehilangan akan idola yang ia cintai. Sebelumnya saya tidak
pernah merasa kehilangan Simon pada saat mendengar berita kematiannya. Namun,
ketika membaca cerita ini, saya tiba-tiba disergap rasa kehilangan yang luar
biasa akan sosok Simon.
Tak
Tunggu Balimu. Disini penulis telah berhasil menjelaskan sebuah makna lagu
koplo menggunakan filsafat hermeneutika milik Paul Ricoeur, sebuah cara yang
cukup elegan untuk menaikan tahta sebuah lagu koplo yang biasanya dipandang
sebelah mata oleh sebagian orang. Disini banyak sekali saya temukan istilah
baru, serta kalimat-kalimat langsung yang super panjang sehingga saya harus
membaca berulang-ulang agar dapat memahami apa yang coba penulis sampaikan dan
tidak kehilangan alur ceritanya. Namun, diluar kalimat langsung yang terlalu
panjang itu, cerita ini dikemas dengan apik, sehingga tidak hanya menonjolkan sisi
pengetahuannya saja, tapi juga selingan berupa dialog antara tokoh utama dengan
temannya yang ringan, sehingga membuat cerita ini terkesan lebih santai dan
tidak kaku.
Cinta
Cantik. Satu cerita lagi tentang definisi cinta yang dibawakan secara santai
dan ringan. Cerpen ini menceritakan bagaimana seseorang yang dengan menggebunya
bahwa ia jatuh cinta, sedangkan ia tidak bisa membedakan mana cinta sejati dan
mana obsesi.
Tamparan
Tuhan. Dan rasanya saya benar-benar tertampar pada kalimat ini,
“Memanfaatkan
posisimu yang terdzalimi untuk memanfaatkan cinta Tuhan agar mereka pun
terdzalimi ya?”(hal.114)
Sadar
atau tidak, setiap kita merasa terdzalimi, kebanyakan dari kita, tanpa berpikir
dua kali akan berdoa semoga orang yang mendzalimi kita mendapatkan balasan yang
setimpal. Namun pada kenyataannya Tuhan itu memberikan apa yang kita butuhkan,
bukan apa yang kita mau. Sebua pesan yang mempunyai arti cukup dalam, dengan
penyampain yang menggebu khas orang-orang yang merasa terdzalimi. Namun kalimat
berikut membuat ‘feel’ dalam cerita ini berkurang,
“...segahar
GP10 Desmocedici memberantakan track lurus Qatar.”(Hal. 114)
Disaat
sedang tegang membicarakan dzalim-mendzalimi mengapa tiba-tiba terselip adegan
GP10? Menurut saya pendeskripsian suasana menggunakan kalimat ini sedikit
keluar dari karakter.
Abah
I Love You. Karena sudah hukum alamnya seperti itu, anak-anak selalu
mengeluhkan apa yang coba orang tua usahakan agar anaknya berada pada posisi
terbaiknya kelak. Namun sebagai anak yang berusaha untuk selalu berbakti kepada
orang tuanya, menjalankan hidup sesuai kehendak orang tua bukanlah pilihan yang
buruk, toh mereka tahu apa yang terbaik untu anak-anaknya.
Cerita
Sebuah Kemaluan. Saya sedikit shock ketika membaca kalimat-kalimat di
awal cerita. Namun karena rasa penasaran saya yang tinggi tentang pertanyaan “mengapa
kelaminku hanya satu?”(hal. 136) maka secepat kilat saya selesaikan membaca
cerpen ini dan terjawab sudah pertanyaan saya pada bagian akhir cerita.
Munyuk.
Sebuah cerita tentang bagaimana kesetiaan seorang istri kepada suaminya,
meskipun dikatai munyuk, yang bahkan lebih buruk dari munyuk. Sang istri tetap
mendoakan agar sang suami segera bertobat dan kembali kejalan yang benar. Cerpen
ini ditulis mengalir dengan peralihan antara sudut pandang pencerita dan tokoh
utama yang terlihat halus.
Lengking Hati Seorang Ibu yang Ditinggal
Mati Anaknya. Cerita ini saya baca bertepatan pada saat hari ibu, dan membuat
saya merasa cukup tertampar dengan kenyataan-kenyataan kecil yang saya abaikan
tentang bagaimana besarnya cinta seorang ibu kepada anaknya. Dari sudut pandang
seorang ibu, kain sarung lusuh milik ananknya dapat bercerita banyak tentang
anak kesayangannya yang telah terlebih dahulu meninggal dunia. Berbeda dengan
kain jarik ibu dari sudut pandang seorang anak tetaplah terlihat sebagai kain
lusuh tanpa makna dan kenangan penuh. Teknik bercerita dalam cerpen ini
benar-benar mampu membuat dada saya sesak, seperti terkena pukulan godam. Namun
saya sedikit bingung dengan perubahan latar dan alur dalam cerita ini. Awal kisah
dceritakan tentang ibu yang ditinggal mati anaknya, tapi tiba-tiba saja cerita
sudah berubah ke babak ibu dari si pencerita yang sakit parah. Akan lebih baik
jika diberikan keterangan perpindahan waktu dan latar yang jelas.
Aku
Bukan Batu. Sebuah cerpen yang menceritakan tentang seseorang yang menentang
keras anggapan bahwa keberadaan manusia itu tidak kekal, karena hanya ada satu
yang Maha Kekal. Kalimat pembuka pada cerpen ini terkesan menunjukkan emosi
tokoh utama yang meledak-ledak karena pemikirannya yang tidak ingin disamakan
dengan batu. Sebuah pemikiran yang terkesan berani karena menganggap
keberadaannya akan kekal.
Si
X Si X and God. Cerpen terakhir, sebagai penutup dengan gaya cerita unik. Hanya
terdiri dari dialog antar dua tokoh saja, tanpa adanya deskripsi alur, maupun
suasana. Sebuah cerpen dengan cara penyampaian yang terkesan santai tetapi
memiliki pesan yang sangat mendalam.
Secara
keseluruhan penempatan cerpen-cerpen dalam buku ini dapat mempengaruhi
bagaimana emosi pembaca. Pembaca tidak hanya disajikan cerita monoton dengan
suasana sedih secara terus-menerus, karena penempatana ceritanya dibuat acak,
dari genre sedih, kemudian lucu, baru bahagia, dan seterusnya sehingga pembaca
dapat merasa nyaman dan tidak mudah bosan ketika membaca cerpen-cerpen dalam
buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar