Selasa, 16 September 2014

Teori Benda Jatuh Menurut Galileo Galilei dan Aristoteles

A. PENDAHULUAN
Dalam Fisika, gerak didefinisikan sebagai perubahan tempat atau kedudukan baik hanya sekali maupun berkali-kali. Gerak memiliki nilai besaran skalar dan vektor. Kombinasi dari kedua besaran tersebut dapat menjadi besaran baru yang disebut kecepatan dan percepatan. Gerak jatuh bebas merupakan salah satu bentuk gerak lurus yang dalan satu dimensi hanya dipengaruhi oleh adanya gaya gravitasi.

Selasa, 18 Februari 2014

LAPORAN FIELDTRIP KARANGSAMBUNG



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kampus Lapangan Geologi Karangsambung merupakan daerah kawasan tropis yang tidak luas namun menyimpan fenomena geologi dan aneka batuan unik dan langka. Teori tentang lempeng tektonik dapat diuji kebenarannya disini.  Lokasi kampus ini juga luput dari kegiatan gunung api muda dan relatif terhindar dari disintegrasi iklim tropis. Daerah Karangsambung memiliki ciri khas geologi yang sangat menarik untuk dipelajari. Pada daerah ini terdapat batuan Pra-Tersier dengan jenis batuan yang beragam serta tatanan dan struktur geologi yang kompleks. Kondisi geologi yang kompleks ini terbentuk karena pada daerah Karangsambung merupakan zona meratus, yaitu daerah pertemuan antara lempeng (subduksi) yang terangkat. Lempeng yang saling bertabrakan tersebut membentuk boudin-boudin lonjong yang membentuk formasi masing-masing dengan jenis batuan yang beragam. Sebelum palung subduksi tersebut terangkat, banyak jenis batan yang terendapkan dengan batuan domiannya berupa batu lempung. Pada daerah ini juga ditemukan batuan yang berada di laut dalam, karena proses pengangkatan pada zona palung subduksi tersebut. Geologi Karangsambung mempunyai formasi yang khas dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini terlihat dari bentuk morfologi yang berbentuk lonjong dan berbukit-bukit dengan formasi batuan yang berbeda-beda, stratigrafi daerah ini sangta khas dan membentuk formasi yang beragam, struktur geologi pada daerah ini terdiri dari lipatan, sesar dan kekar.

Rabu, 15 Januari 2014

REVIEW PENJAJA CERITA CINTA





Judul          : Penjaja Cerita Cinta
Penulis       : @edi_akhiles
Penerbit     : DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan 1  : Desember 2013
Tebal         : 192 halaman

Penjaja Cerita Cinta, sebuah buku karya Edi Mulyono, atau dalam dunia kepenulisan sekarang lebih dikenal sebagai @edi_akhiles. Merupakan seorang Angkatan Sastra 2000 yang telah berhasil menelurkan banyak karya. Ia harus menulis sebanyak 700 cerpen dulu untuk dapat menerbitkan satu cerpen, benar-benar perjuangan yang luar biasa. Kegigihan, dan ketekunan, terlebih kesetiaan adalah bayaran mahal untuk sebuah mimpi tercantik yang ada didunia ini, itulah beberapa nilai yang berhasil saya temukan dari pengalaman beliau dalam dunia menulis.

Senin, 16 Desember 2013

Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?


“karena aku seorang pelupa maka aku mengikat ingatanku dengan menulis, karena aku seorang peragu maka kuikat keyakinanku dengan menulis”



“jika membaca tanpa menulis adalah lumpuh maka menulis tanpa membaca adalah buta”



Hhmm. Bismillah...





“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”





Menurutku, membaca dan menulis merupakan komplemen, saling melengkapi satu sama lain. Layaknya “mimi lan mintuna”, tak terpisahkan.

Jumat, 06 Desember 2013

LISTRIK MAGNET II



ANIS STIYANI
4211411046
FISIKA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang


LISTRIK MAGNET II


2.  ABSTRAK
                        Gaya gerak listrik timbul akibat adanya perbedaan fluks magnetik pada rentang waktu tertentu. Fluks magnetik itu timbul akibat adanya gerakan magnet keluar masuk di ujung-ujung kumparan. Untuk mengetahui gejala terjadinya ggl di ujung-ujung kumparan tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini sebanyak dua kali. Pada  percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer, kemudian magnet digerakkan keluar masuk kumparan. Selanjutnya percobaan dilakukan dengan memvariasikan jumlah lilitan, kecepatan menggerakkan batang magnet dan didapatkan hasil bila semakin banyak jumlah lilitan, dan semakin cepat gerakkan magnet kelur masuk kumparan maka ggl yang ditimbulkan semakin besar. Sedangkan pada percobaan dengan menggunakan atau tanpa batang ferit, digunakkan dua buah kumparan dengan jumlah lilitan berbeda yang dihubungkan pada catu daya dan amperemeter. Dan hasilnya ggl yang ditimbulkan jauh lebih besar ketika dipasang batang ferit. Secara kesulurahan, pada percobaan ini jarum pada galvanometer akan menyimpang ke kanan jika dimasuki kutub utara dan kekiri jika dimasuki kutub selatan.

Kamis, 11 Juli 2013

[TRANSLATE] METODE BEDA HINGGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN LAPLACE


METODE BEDA HINGGA UNTUK
MENYELESAIKAN PERSAMAAN LAPLACE
Ambar K. Mitra
Jurusan Teknik Lingkungan
Universitas Negeri Iowa

Pendahuluan
     Persamaan Laplace merupakan persamaan diferensial parsial (PDP) orde dua yang digunakan dalam banyak bidang Teknik sains, seperti pada kelistrikan, aliran Fluida, dan konduksi panas steady. Solusi untuk persamaan ini, pada sebuah domain, dibutuhkan spesifikasi kondisi yang pasti dimana fungsi yang tidak diketahui harus berada pada daerah domain tersebut. Ketika fungsi itu sendiri terspesifikasi pada bagian dari daerah tersebut kita menyebut bagian ini adalah “Dirichlet boundary”, ketika bagian normal dari suatu fungsi terspesifikasi pada bagian ikatan (daerah) kita dapat menyebut bagian itu sebagai “Neumann boundary”. Pada sebuah persoalan, semua daerah dapat menjadi Dirichlet atau sebagian dari daerah dapat menjadi Dirichlet dan bagian Neumann juga. Sebuah masalah dengan syarat Neumann terspesifikasi pada semua daerah tidak mempunyai solusi khusus. Pada beberapa kasus, kombinasi linear dari fungsi dan bagian normalnya terspesifikasi, seperti keadaan yang dikenal dengan “Robin boundary”. Kita tidak akan sepakat dengan masalah Robin, tapi ini akan cukup adil jika kita mendiskribsikannya disini untuk masalah ini. Jenis permasalahan Laplace secara skematis diperlihatkan pada Gambar.1, pada domain D,

Kamis, 04 April 2013

JEMBATAN WHEATSTONE


ANIS STIYANI
4211411046
FISIKA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang


JEMBATAN WHEATSTONE



2. ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak pernah lepas dari listrik. Dalam rangkain listrik sederhana selalu terdapat arus, tegangan dan hambatan. Sebuah hambatan yang belum diketahui besarnya dapat kita cari dengan menggunakan metode jembatan wheatsone. Cara kerja jembatan wheatsone adalah sebagai berikut, dengan membuat rangkain paralel antara Rv, Rx, galvanometer dan sumber tegangan yang dihubungkan secara paralel pula dengan rangkain jembatan. Setelah rangkain selesai dibuat,langkah selanjutnya yaitu kontak logam yang sebelumnya telah dihubungkan pada rangkain digeser kekanan atau kekiri ujung-ujung kawat sehingga jarum pada galvanometer menunjukkan angka nol. Percobaan dilakukan sebanyak dua kali dengan  menggunakan dua buah Rx yang belum diketahui nilainya. Dari percobaan didapatkan hasil Rx = (841,40 ± 101,38)Ω dengan Kr sebesar 12% pada percobaan pertama dan Rx = (3289,7 ± 526,89) Ω dengan kesalahan relatif KR= 16%.