Senin, 16 Desember 2013
Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?
“karena aku seorang pelupa maka aku mengikat ingatanku dengan menulis, karena aku seorang peragu maka kuikat keyakinanku dengan menulis”
“jika membaca tanpa menulis adalah lumpuh maka menulis tanpa membaca adalah buta”
Hhmm. Bismillah...
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Menurutku, membaca dan menulis merupakan komplemen, saling melengkapi satu sama lain. Layaknya “mimi lan mintuna”, tak terpisahkan.
Jumat, 06 Desember 2013
LISTRIK MAGNET II
ANIS
STIYANI
4211411046
FISIKA
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas
Negeri Semarang
LISTRIK
MAGNET II
2. ABSTRAK
Gaya gerak listrik
timbul akibat adanya perbedaan fluks magnetik pada rentang waktu tertentu.
Fluks magnetik itu timbul akibat adanya gerakan magnet keluar masuk di
ujung-ujung kumparan. Untuk mengetahui gejala terjadinya ggl di ujung-ujung
kumparan tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini sebanyak dua kali. Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan
kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer, kemudian magnet digerakkan
keluar masuk kumparan. Selanjutnya percobaan dilakukan dengan memvariasikan jumlah
lilitan, kecepatan menggerakkan batang magnet dan didapatkan hasil bila semakin
banyak jumlah lilitan, dan semakin cepat gerakkan magnet kelur masuk kumparan
maka ggl yang ditimbulkan semakin besar. Sedangkan pada percobaan dengan
menggunakan atau tanpa batang ferit, digunakkan dua buah kumparan dengan jumlah
lilitan berbeda yang dihubungkan pada catu daya dan amperemeter. Dan hasilnya
ggl yang ditimbulkan jauh lebih besar ketika dipasang batang ferit. Secara
kesulurahan, pada percobaan ini jarum pada galvanometer akan menyimpang ke
kanan jika dimasuki kutub utara dan kekiri jika dimasuki kutub selatan.
Label:
Fisika Dasar.,
Laporan,
LAporan FisDas2
Kamis, 11 Juli 2013
[TRANSLATE] METODE BEDA HINGGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN LAPLACE
METODE
BEDA HINGGA UNTUK
MENYELESAIKAN
PERSAMAAN LAPLACE
Ambar
K. Mitra
Jurusan
Teknik Lingkungan
Universitas
Negeri Iowa
Pendahuluan
Persamaan
Laplace merupakan persamaan diferensial parsial (PDP) orde dua yang digunakan
dalam banyak bidang Teknik sains, seperti pada kelistrikan, aliran Fluida, dan konduksi
panas steady. Solusi untuk persamaan ini, pada sebuah domain, dibutuhkan
spesifikasi kondisi yang pasti dimana fungsi yang tidak diketahui harus berada
pada daerah domain tersebut. Ketika fungsi itu sendiri terspesifikasi pada
bagian dari daerah tersebut kita menyebut bagian ini adalah “Dirichlet
boundary”, ketika bagian normal dari suatu fungsi terspesifikasi pada bagian
ikatan (daerah) kita dapat menyebut bagian itu sebagai “Neumann boundary”. Pada
sebuah persoalan, semua daerah dapat menjadi Dirichlet atau sebagian dari
daerah dapat menjadi Dirichlet dan bagian Neumann juga. Sebuah masalah dengan
syarat Neumann terspesifikasi pada semua daerah tidak mempunyai solusi khusus.
Pada beberapa kasus, kombinasi linear dari fungsi dan bagian normalnya
terspesifikasi, seperti keadaan yang dikenal dengan “Robin boundary”. Kita
tidak akan sepakat dengan masalah Robin, tapi ini akan cukup adil jika kita
mendiskribsikannya disini untuk masalah ini. Jenis permasalahan Laplace secara
skematis diperlihatkan pada Gambar.1, pada domain D,
Kamis, 04 April 2013
JEMBATAN WHEATSTONE
ANIS STIYANI
4211411046
FISIKA
Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
JEMBATAN
WHEATSTONE
2. ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak pernah lepas
dari listrik. Dalam rangkain listrik sederhana selalu terdapat arus, tegangan
dan hambatan. Sebuah hambatan yang belum diketahui besarnya dapat kita cari
dengan menggunakan metode jembatan wheatsone. Cara kerja jembatan wheatsone
adalah sebagai berikut, dengan membuat rangkain paralel antara Rv, Rx,
galvanometer dan sumber tegangan yang dihubungkan secara paralel pula dengan
rangkain jembatan. Setelah rangkain selesai dibuat,langkah selanjutnya yaitu
kontak logam yang sebelumnya telah dihubungkan pada rangkain digeser kekanan
atau kekiri ujung-ujung kawat sehingga jarum pada galvanometer menunjukkan
angka nol. Percobaan dilakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan dua buah Rx yang belum diketahui
nilainya. Dari percobaan didapatkan hasil Rx = (841,40 ± 101,38)Ω dengan Kr
sebesar 12% pada percobaan pertama dan Rx = (3289,7 ± 526,89) Ω dengan
kesalahan relatif KR= 16%.
Senin, 11 Maret 2013
Laporan Listrik Magnet 1
ANIS
STIYANI
4211411046
FISIKA
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas
Negeri Semarang
LISTRIK MAGNET I
2. ABSTRAK
Pada sebuah benda yang dialiri oleh arus
listrik, dalam hal ini kawat dapat timbul medan magnet, hal ini dapat
dibuktikkan apabila disekitar kawat berarus tadi kita beri kompas, maka
jarum-jarum kompas tersebut akan mengalami penyimpangan. Penyimpangan ini
terjadi karena adanya medan magnet yang timbul disekitar kawat berarus tadi.
Untuk mengetahui lebih lanjut orientasi medan magnet disekitar kawat berarus
tadi, maka dilakukanlah percobaan ini. Percobaan dilakukan dengan membuat
rangkaian antara kawat, sumber arus, dan hambatan geser yang dirangkai secara
seri dengan melakukan variasi bentuk kawat dan kuat arus serta meletakkan empat
kompas disekitar kawat berarus tadi. Dari percobaan didapatkan hasil sebagai
berikut, saat kawat dialiri arus maka jarum kompas mengalami simpangan yang
arahnya memenuhi aturan tangan kanan.
Dan
semakin besar arus yang diberikan maka kecepatan simpangan yang terjadi akan
semakin besar namun sudut simpangannya tetap. Besar medan magnetnyapun
sebanding dengan kuat arus yang diberikan dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya.
Laporan Pengukuran Listrik
ANIS STIYANI
4211411046
FISIKA
Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
PENGUKURAN LISTRIK
2. ABSTRAK
Gejala
kelistrikan timbul akibat adanya arus yang mengalir pada dua titik yang
mempunyai beda potensial. Dalam sebuah rangkaian listrik dapat berlaku hukum
Ohm dan kirchoff. Dalam sebuah rangkain
listrik sederhana pasti terdapat tegangan kuat arus dan tegangan. Besarnya
hambatan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga untuk mengetahuinya
dilakukanlah percobaan ini. Percobaan dilakukan untuk mengambil data V dan I
pada rangkaian seri dan paralel untuk menentukan besar hambatannya serta
memvariasikan nilai panjang kawat dan luas penampang kawat untuk mencari hambat
jenis bahan. Pada percobaan seri-paralel resistor, didapatkan hasil R sebesar
(270,70 ± 186,60) Ω secara teoritik sedangkan secara praktikum diperoleh hasil
nilai R sebesar (273 ± 187,70) Ω sehingga dari keduanya didapatkan kesesatan
sebesar 1,5 % dan ketepatan sebesar 98,5 %. Sedangkan pada percobaan menentukan
besar hambat jenis bahan dengan variasi panjang kawat didapatkan hasil Wm sedangkan pada variasi
luas penampang didapatkan hasil Wm.
Selasa, 01 Januari 2013
APLIKASI KACA CERAMIC DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
A.
PENGERTIAN
KACA
Kaca merupakan produk anorganik
yang dihasilkan melalui proses pencairan bahan yang didinginkan dengan cepat
sehingga tidak terbentuk kristal. Kaca terbentuk melalui proses pendinginan
dari keadaan cair tanpa mengalami sebarang sifat yang tidak selanjar pada suatu
keadaan dengan viskositasnya semakin bertambah. Kaca merupakan suatu bahan yang
selalu menunjukkan puncak pendek jika dikenai sinar X (amorphous). Kaca
memiliki viskositas 1012 sampai 1014 poise.kaca bersifat
transparan dan meleleh pada suhu tertentu.
Kaca memiliki beberapa keunikan, yaitu tidak
mempunyai sifat kimia yang aktif, sukar bereaksi dengan bahan lain, tidak karat
atau lentur sehingga sesuai untuk tempat bahan kimia seperti asam ataupun
alkali. Selain itu, kaca dapat didaur ulangan sehingga tidak menjadi pencemar
alam. Bersifat transparan, dapat menerima penyinaran dari berbagai panjang
gelombang. Kaca mudah dibentuk melalui melting atau tiup kaca, bersifat kedap
udara dan kelembaban, dapat diwarnai, dilabeli dan sebagainya. Selain itu secara
makroskopis kaca berwujud padat, sedangkan secara mikroskopis ia memiliki ciri
sama seperti dengan fase cair. Namun, sifatnya berbeda dengan zat cair dan
dalam beberapa hal berbeda pula dengan zat padat. Pembentukannya agak rumit
sehingga memerlukan kontrol suhu yang baik. Selain itu juga memerlukan kontrol
perubahan termodinamik yang teliti akibatnya hanya bahan tertentu saja yang
dapat membentuk kaca.
Langganan:
Postingan (Atom)